Ada
suatu kondisi yang merupakan komplikasi kehamilan, disebut Inkompetensi
Serviks. Inkompetensi serviks adalah suatu kondisi dimana mulut rahim
(serviks) mengalami pembukaan dan penipisan sebelum waktunya, sehingga
tidak bisa menahan janin, dan mengakibatkan terjadinya keguguran atau
kelahiran prematur. Kasus ini biasa terjadi tanpa disertai rasa nyeri,
dan umumnya terjadi pada trimester 2 dan 3 kehamilan.
Beberapa faktor risiko dipercaya merupakan penyebab terjadinya kondisi inkompetensi serviks tersebut, diantaranya :
- Riwayat inkompetensi serviks sebelumnya
- Trauma atau riwayat prosedur melalui mulut rahim
- Konisasi atau biopsi mulut rahim
- Kelainan anatomis mulut rahim
Selain faktor-faktor di atas, infeksi
juga dicurigai bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya inkompetensi
serviks. Sedangkan metode atau prosedur dilakukannya kuret seharusnya
tidak menimbulkan kemungkinan inkompetensi serviks.
Ketika seorang wanita hamil mengalami
kasus ini, maka ada kemungkinan kasus ini dapat berulang di kehamilan
berikutnya. Itulah sebabnya perlu untuk dilakukan diagnosa secara pasti
oleh dokter kandungan. Dan biasanya jika terjadi kemungkinan kasus
inkompetensi serviks, maka dokter akan memasang cerclage (setelah usia
kehamilan 14 minggu), untuk menahan mulut rahim tidak membuka dan
melebar (dilatasi). Bahkan kadang juga ditambah dengan dijahit di
sekitar daerah mulut rahim, dan nanti jahitan akan dibuka sekitar usia
kehamilan 37 minggu untuk persiapan persalinan.
Peristiwa serviks inkompetensi termasuk
jarang terjadi, akan tetapi dapat menyebabkan gagalnya kehamilan secara
berulang, terutama pada kehamilan trimester 2 dan awal trimester 3.
Kejadian serviks inkompeten di Indonesia masih langka untuk dilaporkan.
Diagnosis dini serviks inkompeten masih susah, juga pengelolaan serviks
inkompeten dengan serklase serviks masih kontroversial.
Tujuan utama penelitian ini merupakan
mengetahui kejadian persalinan pada umur kehamilan cukup bulan dari ibu
hamil dengan serviks inkompeten yang dilakukan serklase serviks dan
tujuan lain mengetahui angka kejadian, data karakteristik, aspek klinis
(pola diagnosis) penderita serviks inkompeten dan komplikasi tindakan
serklase.
Tindakan serklase serviks pada ibu hamil
dengan serviks inkompeten dilakukan pada umur kehamilan 12-28 minggu dan
rata-rata 18.85(3.70) minggu. Hasil ini berbeda bermakna(p<0.05).
Angka kelangsungan hidup bayi sebesar 58/62(93.5%) dan angka ini jauh
lebih tinggi dibandingkan sebelum dilakukan serklase (14.5%). Macam
persalinan : 18/62(29.0%) mengalami persalinan tindakan, 12/62(19.4%)
diantaranya dilakukan bedah Caesar.
Kejadian persalinan pada umur kehamilan
cukup bulan dari ibu hamil dengan serviks inkompeten yang dilakukan
serklase dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak menderita serviks
inkompeten masih lebih rendah. Keterbatasan penelitian ini merupakan
belum dapat menyingkirkan faktor-faktor lain yang mungkin berhubungan
dan penting terhadap kejadian persalinan preterm, selain serviks
inkompeten yang dilakukan serklase.
Inkompetensi serviks juga merupakan
penyebab abortus habitualis trimester kedua kehamilan. Meskipun beberapa
kasus inkompetensi serviks melibatkan faktormekanik seperti hipoplasia
serviks kongenital, riwayat operasi serviks, dan traumaserviks yang
luas, kebanyakan wanita dengan diagnosis klinis serviks
inkompetenmemiliki anatomi serviks yang normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar